Pendidikan merupakan suatu diskursus yang terpenting dan
menempati posisis sentral dalam bidang kajian sosiologi. Dalam sosiologi
pendidikan inilah kemudian dibahas berbagai masalah tentang pendidikan
dengan tujuan mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian
individu agar lebih baik (Nasution, 1983). Pendidikan bukan hanya terpusat pada
instansi pendidikan saja melainkan juga pada tri pusat pendidikan yaitu
pendidikan dalam keluarga, pendidikan dilembaga pendidikan formal (sekolah dan
kampus/universitas) serta pendidikan dimasayarakat. Namun dalam paper ini saya
lebih mengutamakan pengkajian lembaga pendidikan formal. Hal ini dimaksudkan
agar tidak terjadi pelebaran pokok pembahasan, selain itu pada umumnya lembaga
pendidikan formal memiliki peran terbesar dalam pembentukan karakter pelajar
hal ini disebabkan oleh banyaknya waktu yang dihabiskan pelajar dalam kehidupan
sehari-harinya.
Kenakalan remaja (jevenile delinquency) bukanlah
murni disebabkan oleh kesalahan pelajar atau siswa, melainkan kenakalan
remaja muncul dari permasalah multidimensional dalam diri pendidikan itu
sendiri. Asumsi dasarnya adalah individu merupakan representasi dari
masyarakat, sebagaimana konsep fakta sosial Durkheim.
Terdapat pelbagai penyebab munculnya masalah pendidikan yang
mendasar didalam pendidikan indonesia antara lain:
1. Minimnya
Sarana dan Prasarana Penunjang Pendidikan
Pada pendidikan dasar hingga kini layanan pendidikan mulai
dari guru, bangunan sekolah, fasilitas perpustakaan dan laboratorium, buku-buku
pelajaran dan pengayaan, serta buku referensi masih minim. Hal tersebut
membuktikan bahwa pendidikan di indonesia tidak terpenuhi sarana prasarananya.
Dari data diatas menggabarkan bagaimana lembaga pendidikan
kurang memfasilitasi bakat dan minat siswa dalam mengembangkan diri. Akibat
tidak tersedianya fasilitas tersebut para pelajar mengalokasikan kelebihan
energinya tersebut untuk hal-hal yang negatif.
2. Kontradiksi-Kontradiksi
dan Kakunya Kurikulum Pendidikan
Kurikulum pendidikan merupakan salah
satu realisasi penjamin berjalannya mutu pendidikan. kurikulum merupakan
program dan isi dari suatu sistem pendidikan yang berupaya melaksanakan proses
akumulasi pengetahuan antar generasi dalam masyarakat. Maksud baik pemerintah
ini ternyata kurang sesuai dengan kultur dan perkembangan zaman, dikarenakan
kurikulum yang sekarang dijalankan masih berbasis pada langkah teoretis dan
cenderung mengesampingkan nilai praksis pendidikan. Kurikulum yang sekarang digunakan
dalam proses belajar tidak jauh berbeda dengan zaman penjajahan belanda, dimana
proses pendidikannya hanyalah dalam langkah teoretis dan cenderung mencetak
tenaga kerja.
Standar pendidikan berupa Ujian Nasional (UN) dengan maksud
menyamaratakan nilai kemajuan dari sabang sampai merauke ini justru menimbulkan
ketidak adilan baru, di daerah timur Indonesia yang sangat jauh dari standar
minimal itu dipaksa mengikuti standar jakarta ataupun jawa yang notabene lebih
memiliki sarana pendidikan.
3. Pendeskreditan
Moralitas
Dalam perjalanannya banyak kasus moralitas dalam pendidikan
indonesia, kasus kekerasan iini tidak hanya dilakukan sesama murid ironisnya
guru juga melakukan kekerasan secara fisik kepada murid sebaimana diberitakan
dimedia massa. Tentunya kekerasan ini mengganggu perkembangan secara psikologis
pelajar dan mendorong legalisasi kriminalitas dan kekerasan kepada siswa yang.
Misalnya saja kasus IPDN, dengan alasan meningkatkan disiplin senior diberi
kewenangan untuk menyiksa juniornya. Sehingga pendidikan moral, baik
menggunakan instrumen agama ataupun sosialisasi moralitas seperti menanamkan
sifat disiplin, jujur, kreatif, dan sebagainya secara partisipatif sangat
diperlukan.
4. Liberalisasi
Pendidikan
Sebenarnya liberalisme merupakan tahap perkembangan lanjut
dari penjajahan negara-negara maju kepada negara dunia ketiga.
Ironisnya bukan hanya ekonomi saja yang mengalami
liberalisasi, kesehatan bahkan pendidikan tidak luput dari liberalisasi yang
menjurus pada komersialisasi pendidikan. Dengan landasan mengikuti “Konsesus
Washington” pemerintah membiarkan dan melepas tanggung jawab sebagai penjamin
hak memperoleh pendidikan sebagaimana yang diamanatkan oleh UUD 1945.
Liberalisasi pendidikan tanpa melihat kondisi objektif
masyarakat indonesia yang sebagaian besar tidak miskin ini, justru menjerumuskan
rakyat kepada kebodohan. Pendidikan tak ubahnya menjadi sarana mobilisasi dalam
merebutkan kekayaan dan mempertahankan status quo bagi orang-orang yang kaya.
Akibat liberalisasi pendidikan ini tentunya rakyat miskin tidak mampu
membiyayai pendidikan, sehingga dapat dikatan liberalisasi dan sahamisasi
pendidikan ini adalah suatu bentuk kebijakan pembodohan massal terhadap rakyat.
Lalu mau dikemanakan masyarakat miskin jika pendidikan semakin mahal?.
Solusi dari berbagai masalah tersebut antara lain :
Meningkatkan Sarana dan Prasarana
Pendidikan
Dalam rangka meningkatkan output pendidikan tentunya kita
harus menaikan cost (harga), menaikkan harga disini maksudnya adalah
meningkatkan sarana dan prasarana penunjang pendidikan. Adapun
sarana tersebut meliputi sarana fisik dan non fisik.
Sarana fisik
Pemenuhan sarana fisik sekolahan ini meliputi pembanguan
gedung sekolahan, laboratorium, perpustakaan, sarana-sarana olah raga, dan
fsilitas pendukung lainnya. Dalam hal ini tentunya pemerintah memegang tanggung
jawab yang besar dalam pemenuhan ini, karena pemerintah berkepentingan dalam
memajukan pembangunan nasiaonal. Jika sarana belajar ini telah terpenuhi
tentunya akan semakin memudahkan transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sarana
non fisik
Sarana non fisik ini diibaratkan soft ware dalam komputer,
jika soft ware ini dapat mengoprasikan perangkat komputer dengan baik maka
pekerjaan akan cepat selesai. Begitu juga dalam pendidikan jika sistem dan
pengajarnya bermutu maka akan mempercepat pembangunan nasional. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara:
Peningkatan
kualitas guru
Kualitas guru harus ditekankan demi berjalannya pendidikan
itu sendiri, tugas guru adalah merangsang kreativitas dan memberi pengajaran
secara fleksibel, artinya berkedudukan seperti siswa yang belajar tidak ada
patron client. Peningkatan mutu ini bukan hanya pada intelektual guru saja,
melainkan juga mengembangkan psikologis guru itu sendiri misalnya dengan
memahami karakteristik siswa, psikologi perkembangan dan sebagainya.
Pembentukan
lembaga studi mandiri
Pembentukan lembaga studi mandiri ini berfungsi sebagai
wadah pengembangan kpribadian siswa. Di kampus UIN misalnya jurun sosiologi
belum memiliki lembaga penelitian dan lembaga diskusi mahasiswa, adapun lembaga
diskusi resminya telah lama mati karena tidak adanya regenerasi yang baik. Jika
lembaga studi ini dapat dibentuk tentunnya akan memperbaiki kualitas fakultas
maupun menambah pengalaman mahasiswa.
Reformasi
Kurikulum Pendidikan
Kurikulum merupakan jiwa dari lembaga pendidikan, jika dalam
kurikulum terdapat banyak penyimpangan dan kontradiksi-kontradiksi tentunya
akan merusak citra pendidikan itu sendiri. Pengembangan kurikulum diharuskan
sesuai dengan kultur masyarakat artinya tidak begitu saja menelan mentah-mentah
teori pendidikan barat kedalam pendidikan indonesia. Negeri jepang misalnya
walaupun mempelajari bahan ajaran Barat namun mereka menyesuaikan dengan kultur
dalam masyarakat.
Selain itu pendidikan juga harus lebih mengutamakan langkah
praksis dengan mencetak generasi muda yang mandiri dan dapat mengolah
sumberdaya alam serta memproduksi lapangan kerja bukan hanya mencetak mental
pekerja. Kesadaran sosial generasi muda juga perlu ditingkatkan sebagai wujud
pengabdian pendidikan terhadap masyarakat. Mewujudkan pendidikan yang
memanusiakan manusia bukanlah mimpi, jika dilakukan secara kontinyu dan
intensif.
Dampak dari perkembangan teknologi
informasi terhadap masyarakat
a. Dampak Teknologi Informasi
Sosial & Psikologis
1. Ketergantungan
Media komputer memiliki kualitas
atraktif yang dapat merespon segala stimulus yang diberikan oleh penggunanya.
Terlalu atraktifnya, membuat penggunanya seakan-akan menemukan dunianya
sendiri yang membuatnya terasa nyaman dan tidak mau melepaskannya. kita bisa
menggunakan komputer sebagai pelepas stress dengan bermain gamesyang ada.
Solusi :
Ketergantungan dapat ditanggulangi
atau diminimalisasikan dengan adanya bantuan dari lingkungan dan orang-orang
sekitar kita, yang dapat menyadarkan pengguna addict tersebut dengan menawarkan
kegiatan lain yang lebih menarik dari pada yang ditawarkan oleh komputer. Serta
memberikan motivasi untuk memperbanyak kegiatan di luar rumah (menyibukkan
diri) seperti olahraga, traveling, bersosialisasi dengan teman, maka akan lebih
sedikit waktu yang dihabiskan di depan komputer.
2. Violence and Gore
Kekejaman dan kesadisan juga banyak
ditampilkan pada komputer. Karena segi isi pada dunia internet tidak terbatas,
maka para pemilik situs menggunakan berbagai macam cara agar dapat menjual
situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang menunjukan
kekejaman dan kesadisan. Studi eksperimental menunjukkan bahwa ada korelasi
positif antara bermain permainan komputer dengan tingkat kejahatan di kalangan
anak muda, khususnya permainan komputer yang banyak memuat unsur kekerasan dan
pembunuhan. Bahkan ada sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa games yang di
mainkan di komputer memiliki sifat menghancurkan yang lebih besar dibandingkan
kekerasan yang ada di televisi ataupun kekerasan dalam kehidupan nyata
sekalipun. Hal ini terjadi terutama pada anak-anak. Mereka akan memiliki
kekurangan sensitivitas terhadap sesamanya, memicu munculnya perilakuperilaku
agresif dan sadistis pada diri anak,
dan bisa mengakibatkan dorongan kepada anak untuk bertindak kriminal seperti
yang dilihatnya (meniru adegan kekerasan
Solusi :
Dampak negatif tersebut dapat
diminimalisasi dengan adanya peran serta dari orang tua. Pertama-tama,
orangtualah yang seharusnya mengenalkan computer dan internet pada anak, bukan
orang lain. Mengenalkan computer dan internet berarti pula mengenalkan
manfaatnya dan tujuan penggunaannya. Selanjutnya orang tua harus dapat
mengontrol dan memantau sejauh mana penggunaan komputer dan internet pada
anak-anaknya. Seperti memasang software yang dirancang khusus untuk melindungi ‘kesehatan’
anak. Misalnya saja program nany chip atau parents lock yang dapat memproteksi
anak dengan mengunci segala akses yang berbau seks dan kekerasan. Mengatur
peletakkan komputer di ruang publik rumah, seperti perpustakaan, ruang
keluarga, dan bukan di dalam kamar anak. Memberikan batasan waktu dan jadwal
dalam penggunaan komputer.
3. Pornografi
Anggapan yang mengatakan bahwa
internet identik dengan pornografi, memang tidak salah. Dengan kemampuan
penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela. Begitu
banyak situs-situs pornografi yang ada di internet, meresahkan banyak pihak
terutama kalangan orang tua yang khawatir anak-anaknya akan mengonsumsi hal-hal
yang bersifat porno. Di internet terdapat gambar-gambar pornografi yang bisa
mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal. Ironisnya,
ada situs-situs yang memang menjadikan anak-anak sebagai target khalayaknya.
Mereka berusaha untuk membuat situs yang kemungkinan besar memiliki
keterkaitan dengan anak-anak dan
sering mereka jelajahi.
Solusi :
Solusi untuk meminimalisasi dampak
dari pornografi tersebut tidak jauh berbeda dengan solusi untuk meminimalisasi
dampak negatif dari kekejaman dan kesadisan. Dalam hal ini, Pertama-tama,
orangtualah yang seharusnya mengenalkan computer dan internet pada anak, bukan
orang lain. Mengenalkan computer dan internet berarti pula mengenalkan
manfaatnya dan tujuan penggunaannya. Selanjutnya orang tua harus dapat
mengontrol dan memantau sejauh mana penggunaan komputer dan internet pada
anak-anaknya.
4. Antisocial Behavior
Salah satu dampak yang dapat
ditimbulkan dari penyalahgunaan komputer adalah antisocial behavior. Dimana
pengguna komputer tersebut tidak lagi peduli kepada lingkungan sosialnya dan
cenderung mengutamakan komputer. Selain itu, pengguna komputer tersebut tidak
peduli lagi apa yang terjadi disekitarnya, satu-satunya yang dapat menarik
perhatiannya hanyalah komputer saja. Orang akan menjadi lebih jarang
berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya, sehingga kemampuan interpersonal
dan emosionalnya tidak berkembang secara optimal. Lama kelamaan, seseorang akan
sulit menjalin komunikasi dan membangun relasi dengan orang-orang disekitarnya.
Bila hal tersebut tidak segera ditanggulangi akan menumbulkan dampak yang
sangat buruk, yang dimana manusia lama kelamaan akan sangat individualis dan
tidak akan ada lagi interaksi ataupun sosialisasi.
Solusi :
Antisocial behavior dapat
ditanggulangi dengan menciptakan kesadaran dari diri sendiri akan dampak buruk
dari antisocial behavior dan mulai memperbanyak kegiatan di luar rumah dengan
keuarga atau teman-teman, seperti olahraga bersama, traveling, hang out bersama
teman, dll. Dengan begitu seseorang akan merasakan bahwa sosialisasi dengan
sesamanya merupakan suatu kebutuhannya selain kebutuhannya akan komputer.
b. Dampak Teknologi Informasi Bagi
Pendidikan
1. Malas belajar dan
mengerjakan tugas
Penggunaaan komputer juga
menimbulkan dampak negatif dalam dunia pendidikan. Seseorang terutama anak-anak
yang terbiasa menggunakan komputer, cenderung menjadi malas karena mereka
menjadi lebih tertarik untuk bermain komputer dari pada mengerjakan tugas atau
belajar.
Solusi :
Solusi untuk meminimalisasi dampak
negatif tersebut yaitu dengan memaksimalkan peran serta orang tua dalam
memberikan perhatian, pengertian dan membimbing anak-anak dalam belajar dan
bermain. Sehingga bila anak-anak dirasa sudah berlebihan dalam menggunakan
komputer orang tua bisa segera membatasi dan mencegah terjadinya
ketergantungan.
2. Perubahan Tulisan Tangan
Dengan kemudahan dan kepraktian yang
diberikan oleh komputer, terutama dalam hal menuliskan suatu text, membuat
seseorang cenderung memilih untuk mengetik daripada harus menulis secara
manual. Akibatnya, lama kelamaan seseorang akan mengalami
perubahan tulisan, dari yang dulunya
rapih, sampai akhirnya menjadi tulisan yang berantakan dan sulit dibaca, Hal
tersebut karena mereka tidak lagi terbiasa untuk menulis secara manual.
Solusi :
Solusi untuk meminimalisasi dampak
negatif tersebut yaitu dengan menyeimbangkan antara penggunaan tulisan manual
dengan mengetik di komputer. Cobalah untuk tidak hanya mengandalkan komputer
untuk membuat suatu text, karena perlu disadari bahwa tidak selamanya kita
dapat mengandalkan teknologi. Teknologi hanyalah seperangkat alat yang bisa
saja tiba-tiba terjadi kerusakan ataupun error, yang dimana pada saat itu kita
tidak dapat lagi mengandalkannya, sehingga kita juga harus dapat menyeimbangkan
antara penggunaan secara manual dengan penggunaan teknologi.
KESIMPULAN
Semua hasil pengembangan IPTEK
khususnya dibidang teknologi informasi tersebut telah mampu mengatasi sebagian
besar masalah manusia dalam berbagai macam kegiatan pemenuhan kebutuhan hidup.
Di zaman yang modern ini semua serba instan, cepat dan tepat. Walaupun
demikian, penyalahgunaan IPTEK juga sering dilakukan oleh manusia yang tidak
bertanggung jawab dalam kegiatan kejahatan, dan bahkan merusak diri sendiri dan
sesama. Sebagai makhluk yang berakal budi, maka kita seharusnya mensyukuri dan
memanfaatkan perkembangan teknologi informasi ini untuk menjadikan hidup kita
ke arah yang lebih baik, Tuhan memberkati.